• Home
  • About
    • Profile
    • My Library
  • Contact
  • Privacy
  • Home
  • About
    • Profile
    • My Library
  • Contact
  • Privacy

Kelakuan Pembaca yang Bikin Capek Jiwa

October 4, 2015

Mungkin orang tidak pernah tahu, bahkan tidak pernah membayangkan ternyata para blogger waktunya banyak tersita untuk membaca dan membalas berbagai komentar, pertanyaan, maupun curhatan dari banyak orang.

Sebenarnya tidak masalah bagi saya untuk membalas semua komentar/pesan dari para pengunjung blog saya. Saya senang jika bisa membantu, tapi kadang saya jadi malas dan sedikit kesal. Kenapa? Karena banyak sekali yang berkomentar atau bertanya tanpa etika.

Berikut ini adalah kelakuan para pembaca yang sering membuat saya “lelah” :

1.    Tidak Membaca dengan Teliti

Jika saya perhatikan, para pengunjung blog saya rata-rata menanyakan pertanyaan yang sebenarnya jawaban dari pertanyaan mereka sudah ada di artikel yang saya tulis. Mereka tidak teliti membacanya atau mungkin hanya membaca sekilas saja. Sepertinya mereka malas untuk membaca, apalagi jika harus membaca berulang kali. Maunya langsung tanya dan dapat jawaban, jadi tidak perlu repot membaca artikelnya. Ini terjadi bukan hanya di blog saya saja tapi di website apa pun. Kebanyakan hanya baca judul saja atau baca isinya sekilas. Saya seharusnya tidak perlu lagi menjawab pertanyaan semacam ini:
“Nikah di Singapura bayar berapa ya?”
“Mbak, saya sudah nikah mau bikin prenup bisa?”
“Saya dan calon sama-sama muslim, apa bisa nikah di ROM?”

2 .   Bertanya di Luar Konteks

Sering kali saya mendapat pertanyaan yang tidak ada sesuai dengan artikel yang saya tulis. Misalnya pada artikel saya tentang Cara Mengurus Visa Schengen, ada yang bertanya seperti ini: “Kalau syarat ngurus visa ke Inggris gimana?” atau “Saya mau nikah di Amerika, pakai visa apa?” Aduh, mana saya tahu… Saya kan menulis tentang visa Schengen, belum tentu saya tahu tentang visa-visa lainnya, apalagi untuk urusan pernikahan. Saya kan bukan pegawai kedutaan asing 😀
Contoh lainnya di artikel tentang menikah di Singapura, ada yang bertanya: “Kalau menikah di India syaratnya apa?” Padahal sudah saya jelaskan bahwa informasi yang saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi, jadi kalau tanya soal nikah di negara lain (di luar Singapura dan Indonesia) berarti saya nikah berkali-kali dong?? 😀

3.    Tidak Sopan

Orang bertanya itu kan karena mereka butuh informasi atau bantuan. Nah, sebisa mungkin kita berusaha sopan lah pada orang yang kita tanyai. Banyak lho yang bertanya tapi tidak ada basa-basi sama sekali tanpa mengucapkan salam atau menyapa dulu. Alangkah lebih baiknya jika mencoba memperkenalkan diri dulu atau apa lah, nggak ujug-ujug langsung tanya. Saya kan bukan Call Center atau Customer Service! 🙁

4.    Mengejek

Tidak sedikit saya mendapat komen yang berisi ejekan. Mulai dari mengejek saya secara fisik hingga menjelek-jelekkan bule. Padahal siapa lah saya ini, cuma nulis blog aja kok ada haters-nya? 😀 Tapi saya maklum kok, kebanyakan orang memang senang sekali mengejek dan men-judge orang lain, bahkan yang tidak mereka kenal sekali pun! Pantas saja para selebriti sering banjir hujatan. Eh tapi tapiiii saiaahh kan bukan selebriti…!!! 😀
Btw, silahkan komen sesuka hati, tapi ini blog saya, sama artinya dengan rumah saya. Saya berhak menentukan siapa yang boleh masuk ke rumah saya (baca: komen disortir). Anda pake nama palsu pun gapapa. Meski pakai data palsu saya bisa tahu dari mana mereka komen, bahkan saya tahu wajah mereka gimana 😀 *with technology, everything is possible*

5.    Salah Sebut Nama

Bukan satu atau dua orang saja yang menulis atau memanggil saya dengan nama yang salah. Padahal jelas sekali alamat blog saya ini adalah nama saya. Biasanya di akhir artikel saya sering mencantumkan nama saya juga kok. Selain itu pembaca juga bisa membaca profil sekilas saya di halaman “Who is Behind this Site” yang ada di blog ini. Seandainya ada orang yang salah memanggil nama Anda, tentu wajar dong jika Anda tidak merespon? Kan yang dipanggil bukan Anda tapi orang lain.

6.    Minta dicarikan Jodoh

“Mbak tolong saya mau punya suami bule…”
“Mbak, gimana sih cara dapetin bule?”
“Sharing tipsnya dong cara dapat bule…”
“Mbak bisa kenalanin ama cowok bule single baik yang gak macem-macem?”

Pertanyaan model seperti di atas rasanya sudah bosan saya dengar. Beberapa artikel blog saya memang membahas tentang pernikahan campuran (dengan bule) tapi bukan berarti saya ini biro jodoh. Lagipula saya bukan bule expert yang bisa ngasih tips-tips dengan jaminan kesuksesan. Blog saya membahas BERBAGAI HAL bukan cuma mengangkat tema bule!

7.    Mau Curhat

“Mbak saya mau curhat dooong…”
“Saya mau sharing-sharing dong kak”
“Mbak saya ada masalah, bisa minta bantuan?”
“Mbak bisa minta waktu sebentar? Saya butuh saran”
“Saya punya kenalan bule… bla bla bla… (cerita satu halaman A4). Menurut mbak dia serius gak ya sama saya??”

Tidak sedikit pembaca yang menghubungi saya untuk minta curhat. Wah, saya bingung kalau sudah soal curhat. Bukan apa-apa, saya ini kapasitasnya hanya penulis blog pribadi bukan psikolog atau ahli ini itu. Selain itu saya pun tidak mengenal Anda, jadi saya rasa saya bukan orang yang tepat untuk tempat curhat. Saya juga (kadang) pusing dengan masalah saya sendiri, apalagi harus memikirkan masalah orang lain 😀 Waktu saya juga terbatas karena tentu saja saya punya urusan lain yang lebih saya prioritaskan. Semoga mengerti ya… 🙂

8.    Minta di-Confirm di Media Sosial

Saya memiliki Facebook fanspage yang terbuka untuk publik, siapa pun bisa melihat update saya dan mengontak saya di situ. Namun setiap hari saya tetap mendapatkan permintaan pertemanan di Facebook pribadi saya.
Ada lho yang meng-add saya berkali-kali, sepertinya orang itu menghapus friend request yang sudah terkirim ke saya lalu meng-add saya lagi, lalu diulangi lagi beberapa hari kemudian. Dengan demikian saya selalu menerima notifikasi friend request dari orang tersebut.
Ada juga yang meng-add saya tapi karena tidak saya confirm kemudian dia meng-add suami saya. Doh! Saya tahu karena suami saya selalu tanya pada saya jika ada yang meng-add dia.
Maaf sekali, bukannya saya sombong tapi saya perlu privacy. Facebook pribadi saya hanya diperuntukkan bagi mereka yang memang mengenal saya secara langsung, minimal pernah bertemu muka. Saya bisa saja meng-confirm pertemanan tanpa pernah bertemu muka jika kita memiliki hubungan yang berkaitan, misalnya sering berinteraksi di suatu komunitas online. Selain daripada itu saya tidak mau meng-confirm pertemanan sembarangan.

9.    Minta Nomor Kontak

“Mbak minta nomernya, saya mau telepon”
“Saya telepon bisa? Ada yang mau saya tanyain”
“Mbak saya mau ngobrol di WhatsApp”

“Ada pin BB?”
Nah ini lagi… 😀 Mungkin bagi sebagian orang nomor telepon itu bukan sesuatu yang privacy. Namun bagi saya nomor telepon termasuk pada kategori privacy. Saya hanya mau membaginya jika saya mengenal orang tersebut secara langsung atau untuk kepentingan bisnis.

10.   Tidak Sabar

Banyak juga yang mengirim pesan bertubi-tubi, memanggil berulang-ulang. Kesannya seperti ada kasus emergency, memaksa sekali untuk cepat dibalas. Kadang kalau lama dibalas mereka berpikir saya sombong. Padahal saya tidak punya banyak waktu dan tidak setiap saat saya membuka media sosial.

11.   Bertele-Tele

Sebaiknya jika ingin bertanya langsung saja tulis pertanyaan dengan jelas dan sopan. Jangan hanya menulis “Hai mbak…” atau “Selamat pagi/siang/malam” lalu tak ada kelanjutannya (menunggu respon saya). Setelah saya respon baru membalas lagi dengan satu dua kata. Jujur saja kalau caranya begini saya tidak bisa lepas dari gadget saya karena ini adalah gaya chatting. Saya merasa banyak buang waktu jika harus menanggapi hal yang seperti ini. Waktu saya juga kan perlu dibagi-bagi untuk mengerjakan hal-hal lainnya seperti berbelanja, memasak, menyetrika baju, dan lain-lain.

12.   Blog Pribadi Bukan Website Resmi

Banyak juga pembaca yang komen berapi-api menentang tulisan saya sampai minta bukti data atau hasil riset. Aduh please deh, blog saya ini bukan website ilmiah atau website berita resmi macam Kompas atau Detik. Ini blog pribadi saya. Semua yang saya tulis berdasarkan opini dan pengalaman saya sendiri. Kalau tidak suka dengan tulisan saya silahkan Anda buat blog sendiri.

13.   Copy Paste

Saya sering mendapat komen “izin share, mbak”, saya sih tidak keberatan. Eh ternyata bukan “share” yang mereka lakukan tapi “copy paste”! 🙁 Mereka tidak mengerti beda share dengan copy paste atau memang niatnya mau menyalin, entahlah…
“Share” itu berbeda dengan “copy paste”. Kalau kita “share” atau berbagi (misalnya) sebuah artikel dari internet, yang muncul adalah sebuah URL/link/tautan yang membawa kita pada alamat atau lokasi di mana artikel tersebut dimuat. Kalau Anda copy paste isi artikelnya (kebanyakan tanpa izin), itu sama saja dengan mencuri. Kalau Anda copy paste, biasanya akan di-copy paste lagi oleh orang lain dan sering kali sumber aslinya tidak ikut ditulis. Akhirnya orang jadi tidak mengunjungi blog aslinya karena bisa baca dari hasil copy paste Anda saja. Hal ini merugikan pemilik blog. Jumlah visitor bisa diibaratkan sebagai nafas bagi pemilik blog/website, apalagi kalau blog tersebut dikomersilkan, misalnya sebagai media untuk beriklan. Mulai sekarang jika kita ingin memberi suatu informasi kepada orang lain biasakan untuk memberi URL/link/tautan-nya saja disertai dengan caption.

14.   Menulis dengan Huruf Besar Semua

Ada beberapa orang yang menulis komen dengan huruf besar semua. Entah keyboard di komputer atau handphone mereka rusak atau terlalu malas untuk mematikan tombol caps lock. Ketika saya membaca komen yang ditulis dengan huruf besar semua rasanya tidak nyaman, seperti sedang diomeli. Selain itu mata saya juga lelah membaca barisan huruf-huruf besar itu. Lain kali jika menulis apa pun mohon gunakan huruf besar dan huruf kecil sesuai fungsinya.

Hal-hal seperti di atas seperti makanan sehari-hari bagi saya. Jadi saya mohon maaf sekali jika ada pesan atau komen yang tidak terbalas karena jumlah pesan yang masuk atau komen tidak sedikit, jadi kadang sudah bertumpuk-tumpuk dan saya pusing memilah-milah mana yang lebih penting untuk dibalas duluan. Saya juga tidak mungkin seharian hanya duduk di depan laptop atau memegang handphone untuk membalas semuanya.

Saya mohon sebelum bertanya bacalah suatu artikel (di mana pun) berkali-kali sampai benar-benar paham. Baca, baca, pikir, baca lagi, kalau belum mengerti juga baru bertanya. Dengan demikian Anda telah melatih otak Anda untuk berpikir menemukan jawaban dengan sendirinya.

Salam,
Desi Sachiko

Featured pic taken from poslovni.hr

Suka artikel ini? Silakan bagikan:

 
 
 Tweet  
AnehBlogBloggerBodohBosanCapeketikaKomentarMalasMedia SosialPembacaPesanSopanTulisanWaktuWebsite
Share

Campur  / Internet & Media Sosial

You might also like

Bukan Cuma di Instagram, Dari Dulu Sudah Ada Endorse di Blog
July 2, 2019
Ketika Vlog Mulai Menyingkirkan Blog, Haruskah Blogger Hijrah Jadi Vlogger??
July 1, 2019
Menolong Orang Lain Tanpa Menyakiti
September 5, 2017
  • Jika Anda beretika, Anda melakukan share artikel bukan copy paste :)

  • AKU VAKSIN COVID DI SINGAPURA

    https://youtu.be/wQ4mIKyLgTM
  • YouTube Channel

  • Facebook

    Facebook Pagelike Widget
  • Recent Posts

    • Inilah Mengapa Saya Kurang Suka Instagram May 24, 2021
    • Kerja Keras Doang Nggak Cukup, YouTuber Perlu Hoki Juga! May 22, 2021
    • Nikah dengan Bule, Haruskah Pakai Nama Keluarga Suami? May 14, 2021
    • Jangan Katakan Ini Pada Wanita yang Mengalami Keguguran May 9, 2021
    • Cuma Modal Kulit Hitam Doang Bisa Dapat Bule?? February 15, 2021
  • Recommended Posts

    • Ribet dan Mahalnya Punya Mobil di Singapura
    • [Covid-19] Cara Mengurangi Resiko Tertular Virus
    • Cara Memakai dan Melepas Masker yang Benar
    • Bukan Cuma di Instagram, Dari Dulu Sudah Ada Endorse di Blog
    • Ketika Vlog Mulai Menyingkirkan Blog, Haruskah Blogger Hijrah Jadi Vlogger??
    • Jangan Melaminating Dokumen
    • Traveling Bawa Banyak Barang? Beli Bagasi dong!
    • Minta Oleh-Oleh Udah Gak Zaman!
    • Hal-Hal yang Harus Dipikirkan Sebelum Masuk ke Zona TTM
    • Tips Anti Gagal Move On
    • Enaknya Jadi Jomblo
    • Mampukah Anda Memaafkan?
    • Menolong Orang Lain Tanpa Menyakiti
    • Pengalaman Menghilangkan Panas Cabai di Tangan
  • Categories

    • Buleuforia & Mixed Marriage
    • Campur
    • Cinta & Wanita
    • Highlight
    • Info & Tips
    • Internet & Media Sosial
    • Karir & Bisnis
    • Note to Self & Curhat
    • Parenting & Family
    • Tempat & Traveling



© Copyright Desi Sachiko 2012-2021