• Home
  • About
    • Profile
    • My Library
  • Contact
  • Privacy
  • Home
  • About
    • Profile
    • My Library
  • Contact
  • Privacy

Mampukah Anda Memaafkan?

May 15, 2014

Kata maaf tentu sering sekali kita dengar. Anda pasti juga pernah meminta maaf, kan? Baik secara tulus mau pun terpaksa hehehee… 😛 Jika Anda Muslim, tentu tiap tahun Anda merayakan hari besar dimana meminta maaf dan memaafkan sebagai cara untuk membersihkan jiwa.

Meminta maaf merupakan ungkapan permintaan ampun atau penyesalan secara sukarela atas suatu kesalahan yang telah dilakukan (secara sengaja maupun tidak sengaja). Orang yang meminta maaf dengan ikhlas akan melakukan perubahan perilaku menjadi lebih baik. Dengan meminta maaf dan memberi maaf, orang-orang yang bersangkutan sebenarnya sedang berusaha melepaskan emosi negatif dalam diri mereka, yaitu kebencian dan dendam.

Kali ini yang ingin saya bahas bukan tentang meminta maaf, tetapi memaafkan. Menurut saya memaafkan lebih sulit dilakukan daripada meminta maaf. Di mana pun pihak yang tersakiti lebih tersiksa daripada yang menyakiti.

Dulu saya sangat heran mengapa Hillary Clinton masih bisa menerima suaminya, Bill Clinton, setelah skandalnya dengan Monica Lewinsky terungkap. Kini saya bisa memahaminya – secara tidak sengaja, saya mendapatkan sebuah pelajaran dari sebuah film, The Vow. Dalam film tersebut diceritakan ibu dari Paige Collins memaafkan suaminya yang sudah berselingkuh dengan seorang wanita muda. Ketika ditanya anaknya, jawaban sang ibu sederhana: “Saya tidak bisa meninggalkannya dan melupakan semua kebaikannya selama ini hanya karena satu kesalahan yang dia perbuat…”

Jleb! 🙁 Kata-kata itu mengena di hati saya, makanya saya masih ingat sampai sekarang. Jujur, saya belum tentu bisa memaafkan jika saya berada di posisi orang yang dikhianati cintanya. Memang tidak mudah untuk bisa melupakan kesalahan seseorang, apalagi jika kesalahannya membuat kita merasa sangat dirugikan.

Mungkin selama ini saya – dan mungkin juga Anda – terlalu menghakimi orang yang bersalah tanpa melihat dan  mempertimbangkan hal-hal lainnya. Kita hanya fokus pada kesalahannya saja. Padahal semua orang pasti pernah berbuat salah. Kita menghakimi orang yang bersalah dengan mengingat satu kesalahannya tapi melupakan seribu kebaikan yang pernah diperbuatnya.

Memang tidak semua orang mampu memaafkan secara tulus, meskipun yang bersalah adalah keluarga kita sendiri atau teman dekat kita. Jika kita mengaku telah memaafkan seseorang, namun suatu hari mengungkit kembali kesalahannya, itu tandanya masih ada dendam yang tersimpan di hati. Kita belum bisa sepenuhnya memaafkan.

Ikhlas memaafkan kesalahan orang akan membuat kita belajar menilai orang lain dari dua sisi, bukan hanya sisi buruknya saja. Kita harus mencoba meredam emosi atau amarah. Ketika amarah padam, kita baru bisa berpikir positif. Pikiran yang positif akan mendorong kita untuk ikhlas menerima suatu kejadian yang menyakitkan bagi kita. Dengan memaafkan kita dapat memulihkan hubungan yang rusak, dan menjadi terapi bagi jiwa untuk move on. Kemampuan memaafkan juga menjadi bukti bahwa kita adalah orang yang kuat menerima cobaan.

Memaafkan juga berpengaruh bagi kesehatan kita karena pikiran dan tubuh kita saling berkaitan. Tubuh kita merespon apa yang ada di pikiran dan perasaan kita. Jika pikiran kita dipenuhi emosi negatif maka sistem kekebalan tubuh akan melemah. Kita akan mudah terserang penyakit.

Selain memaafkan orang lain, kita juga harus melakukan pemaafan kepada diri kita sendiri. Maafkanlah diri kita atas kelalaian atau kesalahan yang kita lakukan di masa lalu. Penyesalan atas kesalahan di masa lalu mungkin masih tersimpan di salah satu sudut pikiran kita. Tanpa sadar hal ini membebani pikiran kita hingga menggangu langkah kita ke depan.

Jika kita bisa ikhlas memaafkan orang lain dan diri sendiri, tubuh akan terasa lebih sehat, wajah ceria, dan pikiran kita lebih tenang. Kita bisa menjalani kehidupan selanjutnya dengan lebih ringan dan berkualitas.

Forgiveness is a promise not a feeling.
When you forgive other people, you are making a promise not to use their past sin against them.

Salam,
Desi Sachiko

Pic taken from huffingtonpost.com

*

Suka artikel ini? Silakan bagikan:

 
 
 Tweet  
BaikDamaiDiriHidupIkhlasKesalahanMaafMampuPerubahanPositifRelaTenang
Share

Highlight  / Note to Self & Curhat

You might also like

Nitip Sama Teman?? Pastikan Dulu Teman Kamu Ikhlas atau Jastip
July 9, 2019
Alasan Lelaki Tidak Suka Wanita Pakai Make-Up
June 2, 2016
Bersyukur dengan Berbagi
March 3, 2015

Leave A Reply


Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Jika Anda beretika, Anda melakukan share artikel bukan copy paste :)

  • AKU VAKSIN COVID DI SINGAPURA

    https://youtu.be/wQ4mIKyLgTM
  • YouTube Channel

  • Facebook

    Facebook Pagelike Widget
  • Recent Posts

    • Inilah Mengapa Saya Kurang Suka Instagram May 24, 2021
    • Kerja Keras Doang Nggak Cukup, YouTuber Perlu Hoki Juga! May 22, 2021
    • Nikah dengan Bule, Haruskah Pakai Nama Keluarga Suami? May 14, 2021
    • Jangan Katakan Ini Pada Wanita yang Mengalami Keguguran May 9, 2021
    • Cuma Modal Kulit Hitam Doang Bisa Dapat Bule?? February 15, 2021
  • Recommended Posts

    • Ribet dan Mahalnya Punya Mobil di Singapura
    • [Covid-19] Cara Mengurangi Resiko Tertular Virus
    • Cara Memakai dan Melepas Masker yang Benar
    • Bukan Cuma di Instagram, Dari Dulu Sudah Ada Endorse di Blog
    • Ketika Vlog Mulai Menyingkirkan Blog, Haruskah Blogger Hijrah Jadi Vlogger??
    • Jangan Melaminating Dokumen
    • Traveling Bawa Banyak Barang? Beli Bagasi dong!
    • Minta Oleh-Oleh Udah Gak Zaman!
    • Hal-Hal yang Harus Dipikirkan Sebelum Masuk ke Zona TTM
    • Tips Anti Gagal Move On
    • Enaknya Jadi Jomblo
    • Mampukah Anda Memaafkan?
    • Menolong Orang Lain Tanpa Menyakiti
    • Pengalaman Menghilangkan Panas Cabai di Tangan
  • Categories

    • Buleuforia & Mixed Marriage
    • Campur
    • Cinta & Wanita
    • Highlight
    • Info & Tips
    • Internet & Media Sosial
    • Karir & Bisnis
    • Note to Self & Curhat
    • Parenting & Family
    • Tempat & Traveling



© Copyright Desi Sachiko 2012-2021