• Home
  • About
    • Profile
    • My Library
  • Contact
  • Privacy
  • Home
  • About
    • Profile
    • My Library
  • Contact
  • Privacy

Kulit Putih Bukan Ukuran Kecantikan

November 8, 2012

Sebagai wanita tentu saja saya senang pergi ke mall. Saya merasa sedikit rileks meskipun hanya berjalan-jalan saja di dalam mall tanpa berbelanja. Namun kenyamanan saya sering kali terganggu oleh mbak-mbak (SPG) yang menawarkan produk-produk mereka kepada saya. Bukannya saya tidak mau ditegur tetapi saya seperti dipaksa untuk membeli. Itulah sebabnya tiap kali saya pergi ke mall saya akan menghindari counter-counter kosmetik, terutama yang menjual produk pemutih kulit. Saya merasa terganggu karena selalu menjadi incaran para SPG kosmetik pemutih kulit.

Pernah di suatu mall saya “tertangkap” oleh seorang SPG lotion pemutih kulit. Saat itu saya sedang melihat-lihat pakaian yang tak jauh dari konter SPG itu. Ketika saya membalikkan badan dia sudah ada di belakang saya. Dia membawa flyer dan sebotol lotion di tangannya. Mulailah dia berkicau tentang keampuhan produk pemutihnya. Menurutnya setelah pemakaian kurang dari satu minggu saya sudah mendapatkan kulit wajah yang putih dan bersinar! Saya menolak secara halus dengan mengatakan terima kasih. Rupanya dia penuh perjuangan, dia tetap saja berpromosi dan memegang lengan saya. Dia berusaha untuk menahan saya yang mulai beranjak meninggalkannya.  Saya (terpaksa) menjawab dengan agak keras, “Nggak, Mbak!” agar dia melepaskan pegangannya dari lengan saya.

Setelah itu saya lanjut melihat-lihat barang-barang lainnya. Ketika saya akan keluar dari mall saya kembali bertemu dengan SPG tadi. Whaaaaaa… Rupanya dia masih belum menyerah! Dia tersenyum dan menghampiri saya. “Halo, Mbak… Sudah berubah pikiran?? Ayo coba dulu deh lotionnya…” Kemudian dia membuka botol lotion yang dibawanya dan menuangkan sedikit isinya ke telapak tangannya. Saya langsung menggeleng cepat, “Maaf, Mbak… Maaf! Saya nggak mau jadi putih!” Saya pun buru-buru meninggalkannya, takut dikejar.

Kejadian seperti itu sering sekali terjadi pada saya. Baru muncul di pintu mall atau toko saja sudah didatangi SPG. Kenapa ya?? Saya jadi berfikir, seorang sales pasti akan menjual produknya kepada orang yang membutuhkan, dengan begitu mereka tidak akan ditolak. Oooo… Pasti para SPG itu berfikir saya membutuhkan produk pemutih kulit karena kulit saya yang gelap. Memangnya kenapa dengan kulit gelap?

Perlu diketahui, warna kulit asli tidak akan bisa berubah secara permanen! Apalagi hanya menggunakan krim atau lotion. Mereka yang melakukan pemutihan kulit (misalnya seperti Michael Jackson dan artis-artis dangdut Indonesia) harus rutin untuk melakukan penyuntikan atau minum obat-obatan. Efek buruk jangka panjang pasti menunggu. Jika dilihat ternyata banyak produk pemutih kulit sebenarnya hanyalah tabir surya. Fungsinya hanya mempertahankan warna asli kulit kita agar tidak bertambah gelap. Caranya dengan melindunginya dari sinar matahari yang dapat membuat kulit menjadi gelap, bukan memutihkan. Jika ingin melihat warna kulit asli kita, lihatlah bagian lengan dalam (di bawah ketiak). Bedakan dengan warna kulit di punggung telapak tangan Anda, berbeda bukan? Itu adalah warna terang maksimal yang bisa didapatkan oleh seseorang  jika menggunakan kosmetik pemutih kulit.

Memang kulit putih menjadi standar kecantikan para wanita, terutama di Asia. Makin putih makin baik. Penyebabnya bukan karena rasisme tetapi lebih kepada pengaruh gaya hidup dan pengakuan. Jika Anda berkulit gelap maka akan terlihat dekil dan jelek seperti orang miskin. Jika ditelusuri ke zaman dahulu, hal ini disebabkan oleh orang-orang miskin yang bekerja di ladang, mereka selalu tersengat matahari hingga kulitnya menjadi hitam. Sang majikan yang lebih banyak berada di dalam rumah tentu saja memiliki kulit yang lebih terang. Itulah mengapa kulit putih lebih terlihat seperti orang kaya atau berkedudukan tinggi.

Gencarnya iklan produk pemutih kulit di berbagai media ikut mempengaruhi dan membentuk pikiran kita terutama remaja untuk membenarkan anggapan bahwa kulit putih lebih cantik. Mereka kemudian terobsesi untuk memiliki kulit putih. Saya perhatikan ketika berada di supermarket, hampir semua wanita yang mendatangi rak perawatan tubuh mengambil produk pemutih kulit. Begitu juga dengan toko-toko online di internet, banyak sekali mendapatkan komen dari orang-orang yang berminat dengan menanyakan harga, ongkos kirim, berapa lama proses pemutihannya, dan lain-lain. Selain itu media juga sangat jarang menampilkan orang-orang berkulit gelap, itulah mengapa kulit putih lebih banyak menjadi contoh (role model) yang digandrungi. Dari band-band Kpop sampai pemain film dan sinetron lokal dipilih yang berkulit putih.

Masalah yang terjadi sebenarnya adalah kurangnya kepercayaan diri, menganggap diri Anda sendiri jelek dengan kulit asli Anda yang berwarna gelap. Hargailah dan cintailah diri Anda sendiri. Kalau kita merasa cantik dan percaya diri maka kita tak perlu merubah apapun. Saya tidak akan berusaha merubah warna kulit saya. Bagi saya kulit gelap adalah bagian dari identitas diri saya sebagai orang Indonesia.  Banyak bangsa lain di luar sana yang mengagumi wajah asia dan warna kulit gelap kita. Biar saja orang-orang bilang saya dekil, tapi otak saya bersih! Kecantikan itu tidak bisa dilihat dari warna kulit saja.

Salam cantik,
Desi Sachiko

Featured pic taken from womensforum.com

Baca Juga:
Salahkanlah Standar Kecantikan Kita

*

Suka artikel ini? Silakan bagikan:

 
 
 Tweet  
CantikHitamIklanIndonesiaKrimKulitLotionPemutihPutihStereotypeTVWanita
Share

Campur

You might also like

[Covid-19] Stop Traveling Sementara
March 12, 2020
[Corona Virus] Singapore Aman Gak, Sih??
February 8, 2020
Ribet dan Mahalnya Punya Mobil di Singapura
August 1, 2019

Comment


Agustina
October 29, 2014 at 12:56 pm
Reply

Assalamualaikum Mba Desi 🙂
Saya seneng banget dengan semua posting mba di blog ini. Saya sangat terinspirasi dengan mba. Saya ingin belajar dengan mba desi. Bisa contact saya di email gak mba?



Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Jika Anda beretika, Anda melakukan share artikel bukan copy paste :)

  • AKU VAKSIN COVID DI SINGAPURA

    https://youtu.be/wQ4mIKyLgTM
  • YouTube Channel

  • TIKTOK

    Facebook Pagelike Widget
  • Recent Posts

    • Inilah Mengapa Saya Kurang Suka Instagram May 24, 2021
    • Kerja Keras Doang Nggak Cukup, YouTuber Perlu Hoki Juga! May 22, 2021
    • Nikah dengan Bule, Haruskah Pakai Nama Keluarga Suami? May 14, 2021
    • Jangan Katakan Ini Pada Wanita yang Mengalami Keguguran May 9, 2021
    • Cuma Modal Kulit Hitam Doang Bisa Dapat Bule?? February 15, 2021
  • Recommended Posts

    • Ribet dan Mahalnya Punya Mobil di Singapura
    • [Covid-19] Cara Mengurangi Resiko Tertular Virus
    • Cara Memakai dan Melepas Masker yang Benar
    • Bukan Cuma di Instagram, Dari Dulu Sudah Ada Endorse di Blog
    • Ketika Vlog Mulai Menyingkirkan Blog, Haruskah Blogger Hijrah Jadi Vlogger??
    • Jangan Melaminating Dokumen
    • Traveling Bawa Banyak Barang? Beli Bagasi dong!
    • Minta Oleh-Oleh Udah Gak Zaman!
    • Hal-Hal yang Harus Dipikirkan Sebelum Masuk ke Zona TTM
    • Tips Anti Gagal Move On
    • Enaknya Jadi Jomblo
    • Mampukah Anda Memaafkan?
    • Menolong Orang Lain Tanpa Menyakiti
    • Pengalaman Menghilangkan Panas Cabai di Tangan
  • Categories

    • Buleuforia & Mixed Marriage
    • Campur
    • Cinta & Wanita
    • Highlight
    • Info & Tips
    • Internet & Media Sosial
    • Karir & Bisnis
    • Note to Self & Curhat
    • Parenting & Family
    • Tempat & Traveling



© Copyright Desi Sachiko 2012-2021